Pada awal perkembangannya, penggunaan kode baris dilakukan untuk membantu proses pemeriksaan barang-barang secara otomatis pada pasar-pasar swalayan. Namun, pada saat ini kode baris sudah banyak digunakan pada kartu identitas, kartu kredit, maupun untuk pemeriksaan secara otomatis pada perpustakaan. Pada dasarnya kode baris terdiri atas susunan garis-garis vertikal hitam (bar) dan putih (spasi) dengan ketebalan yang berbeda-beda. Garis-garis ini digambarkan berderet secara horisontal dan merupakan representasi karakter-karakter alpha-numerik (alphabet dan numerik). Untuk membantu pembacaan kode baris secara manual, biasanya dicantumkan juga angkaangka atau huruf-huruf di bawah kode baris tersebut. Fungsi dari kode baris ini adalah menyimpan data-data spesifik seperti: kode produksi, tanggal kadaluwarsa, maupun nomor identitas. Tujuan pokok dari kode baris adalah mengidentifikasi sesuatu dengan memberi label yang berisi kode baris.
Bentuk atau Jenis Barcode :
Barcode Satu Dimensi: Biasanya berbentuk garis vertical dan sederet angka
- Code 39
- Interleaved 2 of 5 (ITF)
- Code 128
- Universal Product Code (UPC)
Barcode Dua Dimensi: Biasanya berbentuk garis dan titik yang dapat menyimpan lebih dari 2000 karakter dalam sebuah ruang berukuran 4 inch.
So, hari gini sudah gak jaman ngantri berjam-jam di supermarket
Bentuk atau Jenis Barcode :
Barcode Satu Dimensi: Biasanya berbentuk garis vertical dan sederet angka
- Code 39
- Interleaved 2 of 5 (ITF)
- Code 128
- Universal Product Code (UPC)
Barcode Dua Dimensi: Biasanya berbentuk garis dan titik yang dapat menyimpan lebih dari 2000 karakter dalam sebuah ruang berukuran 4 inch.
So, hari gini sudah gak jaman ngantri berjam-jam di supermarket